Wednesday, 22 January 2020

Perbandingan Penggunaan Artificial Intelligence di 3 Negara ASIA

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan manusia.

Namun sebenarnya apa itu AI? Secara singkatnya, mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya.

Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri, dilansir dari search enterprise AI dan Investopedia, seperti dikutip Senin (13/5/2019).

Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.

Terdapat 3 negara yang akan dibahas dan dibandingkan pada sisi penggunaan AI, yaitu Jepang, China dan Singapura.

1. Penerapan AI di Society 5.0 Jepang


Society 5.0, menurut Kantor Kabinet Jepang, didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial  melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.

“Di Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara," ujar Abe. “Tugas kita jelas. Kita harus membuat data sebagai penghambat kesenjangan yang besar,” tambahnya.

Society  5.0 diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 sebagai masyarakat masa depan yang harus dicita-citakan oleh Jepang. Ini mengikuti tahapan masyarakat berburu (Society 1.0), masyarakat pertanian (Society 2.0), masyarakat industri (Society 3.0), dan masyarakat informasi (Society 4.0).

Dalam masyarakat informasi (Society 4.0), berbagi pengetahuan dan informasi lintas bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit. Adapun Society 5.0 mencapai tingkat konvergensi yang tinggi antara ruang maya (ruang virtual) dan ruang fisik (ruang nyata).

Dalam Society 4.0, orang akan mengakses layanan cloud (basis data) di dunia maya melalui Internet. Di Society  5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya.
Di dunia maya, data besar ini dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI), dan hasil analisis diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk.

Berikut bentuk-bentuk Society 5.0 menurut pemerintah Jepang:
1. Drone
Society 5.0 Drone. Kredit: Pemerintah Jepang
Drone sedang diterapkan untuk mengirimkan barang, mensurvei properti, dan mendukung bantuan bencana di seluruh dunia. Mereka melayang di atas ladang dan gunung tepat di lingkungan Anda.

2. Peralatan Rumah Tangga AI
Society 5.0 Peralatan Rumah Tangga AI. Kredit: Pemerintah Jepang.
Peralatan rumah tangga yang menanamkan kecerdasan buatan (AI) dikembangkan dan dijual di seluruh dunia dan juga di Jepang. Kenyamanan akan meningkat ketika peralatan rumah dihubungkan satu sama lain. AI akan mendukung kehidupan sehari-hari Anda.

3. Perawatan Medis
Society 5.0 Perawatan Medis. Kredit: Pemerintah Jepang
Masyarakat lanjut usia menjadi tantangan pemerintah Jepang untuk menyediakan perawatan medis. Robot dan bentuk lain dari teknologi mutakhir memberikan petunjuk untuk solusi.

4. Kerja Cerdas (Meningkatnya peran robot)
Society 5.0 Kerja Cerdas. Kredit: Pemerintah Jepang.
Pekerjaan akan tergantung pada cuaca dan bahaya. Mereka yang bekerja keras di lingkungan yang menantang akan segera memiliki mitra yang keren dan dapat dipercaya,  mitra yang dapat bekerja dalam kondisi apa pun (robot).

5. Manajemen yang Cerdas
Society 5.0 Manajemen Cerdas. Kredit: Pemerintah Jepang
Belanja dan bepergian lebih nyaman dengan "cloud" yang baru. Difusi cepat layanan cloud telah menyenangkan pengguna dan perusahaan. Investasi dengan modal rendah dan integrasi yang mudah menguntungkan perusahaan kecil dan menengah serta bisnis individu.

6. Kendaraan otonom
Society 5.0 Kendaraan Otonom. Kredit: Pemerintah Jepang.
Berkendara otonom, yang sering digambarkan dalam film dan manga, adalah teknologi yang melambangkan masa depan. Kita bisa berharap untuk melihat penggunaannya dalam transportasi umum dan logistik dan menyebar ke rumah tangga umum.



2. Sistem Kredit Sosial di China

Sistem Kredit Sosial Cina berkaitan dengan aset dan Kredit seseorang. Kredit adalah penilaian kata yang janjikan. Semakin tinggi kredit Anda, semakin tinggi nilai janji ini. Di dalam Masyarakat tradisional Cina, satu-satunya orang yang memiliki kredit hanyalah “raja atau kaisar”. Informasi kredit seseorang terdesentralisasi dan terisolasi, karena kekurangan infrastruktur masyarakat kredit saat itu.
Sistem Kredit Sosial Cina akan segera diaktifkan di tahun 2020. Walaupun, sistem ini sudah mulai dipraktekkan sejak tahun 2014.

Sistem Kredit Sosial Cina

Para teknologi Raksasa AS merasa iri dan cemburu terhadap lingkungan di Cina. Menurut mereka, orang Cina kurang peduli dengan hak privasi mereka. Raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent bisa dengan mudah menggunakan data pribadi penduduknya. Namun, di satu sisi, Google maupun Facebook yakin kualitas data yang dirilis oleh platform seperti Alibaba dan Tencent jauh lebih baik dibanding AS. Yah, segala sesuatu memang seperti Pedang bermata dua. Ada baik dan buruknya.

Sistem Kredit Sosial Cina telah mengadopsi teknologi tinggi seperti Artificial Intelligence atau AI sistem pengenalan wajah. Pemerintah Beijing telah memasang kamera pengawasan CCTV sebanyak 170 juta kamera cerdas beberapa tahun yang lalu. Konon kabarnya, kamera cerdas ini akan bertambah 200 juta lagi dalam satu dua tahun mendatang.

Sejak zaman dulu, nenek moyang orang Cina selalu memegang Kode moral dan prinsip “Kebaikan, Kebenaran, Kesopanan, Kebijaksanaan dan Kredit”. Kelima unsur ini telah menjadi elemen inti dari sistem nilai negara Cina.

“Kredit” adalah jaminan dasar untuk interaksi sosial Cina. Seseorang tidak akan berhasil bila tidak ada Kredit. Demikian pula halnya, Negara akan runtuh bila tidak ada Kredit. Ini  menjelaskan betapa pentingnya “Kredit seseorang”.

Kenyataannya, ekonomi masyarakat berkembang pesat. Kita perlahan-lahan melupakan ajaran nenek moyang. “Lao Lai atau Orang yang berhutang dan tidak mau bayar” banyak bermunculan. Masyarakat telah mencapai keadaan patologis yang berbahaya.  Akibatnya, Beijing mulai memprakarsai pembangunan sistem kredit sosial Cina pada bulan Oktober 2003.

Sejak tahun 2014, lebih dari 30 sistem percontohan telah diluncurkan di berbagai provinsi dan kota di Cina. Beijing mengusulkan dalam “Garis Besar Perencanaan Pembangunan Sistem Kredit Sosial (2014-2020)”, bahwa pada tahun 2020, hukum dasar, peraturan dan standar untuk kredit sosial pada dasarnya akan diimplementasikan secara menyeluruh. Ini bukan hanya untuk kebutuhan konstruksi ekonomi China, tetapi juga kebutuhan koreksi diri nasional mereka.


Berikut adalah Beberapa hukuman bagi penghutang yang mempunyai Kredit jelek:
  • Larangan untuk naik transportasi kereta cepat atau pesawat terbang
Menurut data Otoritas, di tahun 2017 ada 7,33 juta orang di China dilarang membeli tiket pesawat. Dan 2,76 juta orang dilarang membeli tiket kereta cepat. Jumlah ini sekarang bahkan semakin meningkat.
  • Batasi kecepatan jaringan internet
Pemerintah akan membatasi konsumsi jaringan di internet, dan pengontrolan properti jaringan si penghutang.
  • Larangan untuk masuk sekolah terbaik
Pada bulan Juli 2018 yang lalu, seorang penghutang berat di kota Wenzhou hampir menyebabkan anaknya harus Drop Out dari sekolah. Untungnya, penghutang ini melunasi utangnya tepat pada waktunya. Meskipun praktik ini telah menimbulkan banyak kontroversi, namun, peraturan ini membawa dampak positif untuk orang berkredit buruk.
  • Pembatasan karir atau pekerjaan
Orang berkredit buruk akan dilarang bekerja diperusahaan milik negara atau BUMN. Termasuk perusahaan baik lainnya. Pemerintah juga memasukkan penipuan, korupsi dan kejahatan lain ke dalam faktor penilaian kredit sosial. Tindakan ini membawa pengaruh positif terhadap image suatu bangsa.
Pada saat yang sama, jika Anda adalah seorang freelancer, Anda juga akan dilarang untuk menyewa gedung perkantoran atau membeli real estat.
  • Larangan akomodasi hotel berbintang lima
Selain larangan untuk akomodasi hotel berbintang lima, si penghutang juga akan dibatasi akses ke beberapa tempat berkonsumsi tinggi, seperti Night Club dan lapangan golf.
  • Dilarang memelihara Hewan peliharaan
Pada tahun 2017, propinsi Jinan mulai menerapkan sistem kredit sosial untuk pemilik anjing. Jika anjing peliharaan dibawa keluar tanpa tali, atau anjing tersebut mengganggu atau menggigit orang lain, pemilik anjing akan dikurangi nilai kredit skornya. Dan dilarang untuk memelihara binatang peliharaan lagi.
  • Daftar nama di publikkan
Penghutang akan diungkapkan dengan nama lengkap di tempat publik. Sehingga, masyarakat luas dapat ikut mengawasi orang-orang ini. Tindakan ini memberikan tekanan psikologis pada orang-orang tanpa kredit.
Pada tahun 2016, pemerintah juga mendorong perusahaan untuk berkonsultasi dengan orang yang masuk daftar hitam sebelum merekrut staf atau memberikan kontrak pekerjaan.


3. Penggunaan lampu cerdas berkamera di Singapura
Pemerintah Singapura akan memasang lampu cerdas untuk menerangi jalan-jalan perkotaan. Hal tersebut akan segera terwujud setelah perusahaan Singapore Technologies Engineering telah memenangkan kontrak senilai 5,5 juta dolar AS untuk percobaan proyek lampu jalan cerdas di Singapura.

Seperti yang diberitakan oleh Reuters, yang didapat dari situs tender resmi proyek ini, lampu-lampu jalan cerdas tersebut selain memiliki sensor cahaya juga dibekali oleh kamera CCTV berteknologi canggih untuk memantau kondisi dan situasi.

Proyek ini merupakan bagian dari rencana Smart Nation yang digagas pemerintah Singapura untuk memanfaatkan teknologi maju, yang didesain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sambil menjanjikan sensitivitas terhadap masalah privasi warganya.

Meski begitu, aspek dari percobaan lampu jalan yang akan dilengkapi kamera pemantau yang terhubung ke perangkat lunak pengenalan wajah ini telah menimbulkan kecemasan pelanggaran privasi yang dimunculkan oleh beberapa pengamat keamanan dan aktivis hak asasi.


Kesimpuan :
Dari penggunaan AI ketiga negara yakni Jepang, China dan Singapura. Ketiganya memiliki maksud dan tujuannya masing-masing. Pada jepang, Society 5.0 ini dimaksudkan untuk membuat penduduknya semakin nyaman dan terbantu dengan dibuat nyatanya dunia maya dengan bantuan AI drone dan teknologi canggihnya. Untuk China, sistem kredit dengan AI ini digunakan untuk keamanan sistem keuangan rakyatnya, dengan mengenali wajah pengredit yang belum membayar kredit maka tindakan membatasi penggunaan fasilitas umum dan beberapa tindakan lainnya akan dieksekusi, dengan harapan hal ini mampu mengurangi pengredit yang curang. Pada Singapura, penggunaan AI pada lampu-lampunya dijalanan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan keamanannya.

Pada akhirnya, penggunaan AI ini diharapkan mampu membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat umum. Perlu pertimbangan matang untuk dapat menerapkan sistem-sistem diatas, terutama untuk pelanggaran privasi. Namun, kembali lagi ke harapan dapat tercapainya tujuan masyarakat dan kenyamanan penggunanya, AI digunakan untuk membantu manusia.


Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190513130056-37-72069/mengenal-artificial-intelligence-dan-cara-kerjanya
https://tekno.tempo.co/read/1298264/resmi-beroperasi-begini-rencana-teleskop-cina-seharga-rp-23-t
https://artificialintelligenceindonesia.com/sistem-kredit-sosial-cina-tahun-2020/
https://www.indosecuritysystem.com/read/news/2018/10/22/3705/jalan-di-singapura-akan-diterangi-lampu-cerdas-berkamera